Kamis, 29 Oktober 2009

HADITS KE-DUA

HADITS KEDUA

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . {رواه مسلم}

Dari Umar Radhiallahu 'anh juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) seraya berkata: " Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?", maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam : " Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu ", kemudian dia berkata: " anda benar ". Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: " Beritahukan aku tentang Iman ". Lalu beliau bersabda: " Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk ", kemudian dia berkata: " anda benar".  Kemudian dia berkata lagi: " Beritahukan aku tentang ihsan ". Lalu beliau bersabda: " Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau" . Kemudian dia berkata: " Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)". Beliau bersabda: " Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata:  " Beritahukan aku tentang tanda-tandanya ", beliau bersabda:  " Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya ", kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: " Tahukah engkau siapa yang bertanya ?". aku berkata: " Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui ". Beliau bersabda: " Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian ".    (Riwayat Muslim)

 

 A. MARAJI'UL HADITS (REFERENSI HADITS)

1.      Shahih Muslim, Kitabul Iman. Hadits Nomor 8.

2.      Sunan At-Tirmidzi, Kitabul Iman, Hadits Nomor 2738.

3.      Sunan Abu Dawud, Kitabus Sunnah, Bab Al-Qadr, Hadits Nomor 4695.

4.      Sunan An-Nasa'I, Kitabul Iman, Bab Na'tul Islam: 8/97.

B. AHAMMIYATUL HADITS (URGENSI HADITS)

Ibnu Daqiq Al'id berkata, "Hadits ini sangat penting meliputi semua amal perbuatan, yang dhahir dan batin, bahkan semua ilmu Syari'at mengacu padanya, karena memuat segala hal yang ada dalam semua hadits, bahkan seakan menjadi Ummus-Sunnah (Induk bagi hadits), sebagaimana surat Al-Fatihah disebut Ummul Qur'an karena ia mencakup seluruh nilai-nilai yang ada dalam al-Qur'an.

Hadits itu mutawatir karena diriwayatkan dari 8 Sahabat ra: Abu Hurairah ra, umar ra, Abu Dzar ra, Anas ra, Ibnu Abbas ra, Ibnu Umar ra, Abu 'Amir, Al-Asy'ari, dan Jarir Al-Bajali ra.

C. FIQHUL HADITS (KANDUNGAN HADITS)

Dalam hadits tersebut di atas terdapat beberapa isi kandungan yaitu:

1.      Memperbaiki pakaian dan penampilan.

Ketika hendak masuk masjid dan akan menghadiri majelis ilmu, disunnahkan memakai pakaian yang rapih, bersih dan memakai minyak wangi. Bersikap baik dan sopan di majelis ilmu dan dihadapan para ulama adalah prilaku yang sangat baik, karena jibril saja dating kepada Nabi Muhammad saw dengan penampilan dan sikap yang baik.

2.      Definisi Islam

يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ  

 " Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?  

Secara etimologi, Islam berarti tunduk dan menyerah sepenuhnya pada Allah SWT, secara terminologi, adalah agama yang dilandasi oleh lima dasar, yaitu:

1)      Syahadatain.

2)      Menunaikan shalat wajib pada waktunya, dengan memenuhi syarat, rukun dan memperhatikan adab dan hal-hal yang sunnah.

Adapun Makna: وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ   " engkau mendirikan shalat" ini seakan-akan shalat merupakan suatu bangunan yang kokoh, di dalam bangunan tersebut orang itu tinggal, bermunajat, berdialog dengan Allah dan berikrar dengan mengucapkan:

"Hanya Engkaulah yang kami sembah,dan Hanya kepada Engkaulah kami  meminta pertolongan"

Dengan ikrar ini, ia mengakui ke-Esaan Allah, karena Dial ah yang mempunyai hak Ubudiyah, yaitu hak untuk disembah dan diibadahi, dan orang itu berikrar bahwa hanya kepada-Mu lah kami menyembah / mengabdikan diri.

3)      Mengeluarkan zakat.

4)      Puasa di bulan Ramadhan.

5)      Haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, mempunyai biaya untuk pergi ke tanah suci dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan. Allah berfirman:

"Kalau engkau mampu mendapatkan jalan ke sana"

Ini berarti kalau ada jalan yang aman, tidak dalam keadaan perang dan sebagainya, juga bila ongkos-ongkos dan semua fasilitas tersedia, badan sehat dan sebagainya.

3.      Definisi Iman

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ

" Kemudian dia bertanya lagi:" Beritahukan aku tentang ihsan…?"

Secara etimologi, Iman berarti 'Pengakuan atau pembenaran'. Secara terminologi, berarti 'pembenaran dan pengakuan' yang mendalam akan:

1)      Adanya Allah swt, Pencipta alam semesta yang tidak mempunyai sekutu apapun.

2)      Adanya makhluk Allah swt. yang bernama Malaikat. Mereka adalah hamba Allah yang mulia, tidak pernah melakukan maksiat dan slalu menuruti perintah-Nya. Mereka diciptakan dari cahaya, tidak makan, tidak berjenis (laki-laki ataupun wanita), tidak mempunyai keturunan dan tidak ada yang tahu jumlahnya kecuali Allah swt.

3)      Adanya kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah swt dan meyakini bahwa kitab-kitab tersebut (sebelum diubah dan diselewengkan manusia) merupakan syar'iat Allah.

4)      Adanya rasul-rasul yang telah diutus Allah, yang dibekali dengan kitab samawi, sebagai perantara untuk memberikan hidayah pada umat manusia. Meyakini bahwa mereka adalah manusia biasa yang diistimewakan dan ma'shum (terjaga dari segala dosa).

5)      Adanya hari Akhir. Pada hari itu Allah membangkitkan manusia dari kuburnya, lalu diperhitungkan seluruh amal perbuatannya. Amal perbuatan yang baik akan dibalas dengan kebaikan, dan amal perbuatan yang buruk dibalas dengan keburukan.

6)      Adanya Qadha dan Qadar. Artinya, apapun yang terjadi pada alam semesta inii merupakan ketentuan dan kehendak Allah semata, untuk satu tujuan yang hanya diketahui-Nya.

Inilah rukun-rukun Iman. Siapapun yang meyakini, maka ia akan selamat dan beruntung, dan barangsiapa yang menentangnya maka ia akan sesat dan merugi, Allah swt, berfirman

"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya (Muhammad saw), serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya". (Qs.An-Nisa: 136).

4.      Islam dan Iman

Melalui penjelasan di atas maka kita pahami bahwa Iman dan Islam dalah dua hal yang berbeda, secara etimologi maupun secara terminologi. Pada dasarnya, jika berbeda nama tentu berbeda makna. Meskipun demikian, tidak jarang dipergunakan dengan arti yang sama, Islam berarti Iman, dan sebaliknya. Keduanya saling melengkapi. Iman sia-sia tanpa Islam, demikian juga sebaliknya.

5.      Definisi Ihsan

قَالَ:فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ قَالَ :أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ     

Kemudian dia berkata lagi: " Beritahukan aku tentang ihsan…? Lalu beliau bersabda: " Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau"                     

Ihsan adalah ikhlas dan penuh perhatian. Artinya sepenuhnya ikhlas beribadah hanya kepada Allah dengan penuh perhatian sehingga seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika tidak mampu, maka ingatlah bahwa Allah senantiasa melihatmu dan melihat apapun yang ada pada dirimu.

Hadits ini memberitahukan kepada kita bahwa bila anda lalai dalam shalat atau dalam ibadah lainnya, maka Allah melihat anda. Dan ketahuilah ibadah yang terbaik ialah kalau apa yang anda lakukan itu dan tahu, sadar bahwa Allah ada di samping anda dan melihat anda.

6.      Hari Kiamat dan tanda-tandanya

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

Kemudian dia berkata: " Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan  kejadiannya)". Beliau bersabda: " Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.

Tibanya hari Kiamat adalah rahasia Allah swt. tidak satu pun makhluk mengetahuinya, baik malaikat maupun Rasul. Karenanya, Nabi saw bersabda kepada Jibril, "Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya." Meskipun demikian, Nabi  Muhammad saw. Menjelaskan sebagian tanda-tandanya, antara lain:

·         Krisis moral, sehingga banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya, mereka memperlakukan orang tuanya seperti perlakuan tuan terhadap budaknya.

·         Kehidupan yang jungkir balik. Banyak orang bodoh menjadi pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan, harta melimpah, manusia banyak yang berlaku sombong dan foya-foya, bahkan mereka berlomba dan saling meninggikan bangunan dengan penuh kebanggaan. Mereka berlaku congkak pada orang lain, bahkan mereka seakan ingin menguasainya.

قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا

Dia berkata:  " Beritahukan aku tentang tanda-tandanya ", Beliau bersabda:  " Jika seorang hamba melahirkan anak tuannya….

Maksudnya kaum muslim kelak akan menguasai negeri-negeri kafir sehingga banyak tawanan, maka budak-budak perempuan banyak yang melahirkan anak tuannya dari anak ini akan menempati kedudukan sebagai majikan karena kedudukan bapaknya.                                                             

7.      Etika bertanya.

Seorang muslim, akan menanyakan sesuatu yang membawa manfaat bagi dunia dan akhiratnya. Ia tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Bagi orang yang menghadiri sebuah majlis ilmu lalu ia melihat bahwa audiens ingin mengetahui satu hal. Ternyata hal tersebut belum ada yang menanyakan, maka sepatutnya ia menanyakan meskipunia sudah mengetahuinya agar orang-orang yang hadir bisa mengambil manfaat dari jawaban yang diberikan.

Orang yang ditanya tentang suatu hal, dan ia tidak mengetahui jawabannya, hendaknya ia mengakui ketidaktahuannya agar tidak menjerumus pada hal-hal yang tidak mengetahuinya.

8.      Metode Tanya jawab.

Pendidikan modern pun mengakui bahwa metode Tanya jawab adalah metode pendidikan yang relatif berhasil, karena memberikan tambahan semangat pada diri pendengar untuk mengetahui jawaban yang akan diberikan. Metode ini sering dipergunakan Rasulallah saw. Dalam mendidik generasi Shabat ra.

 

KESIMPULAN

Dari hadits yang ke-dua dari Arba'in Nawawi, diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kata Islam dan Iman memiliki perbedaan baik secara lughah (bahasa) maupun secara syar'i, bila dilihat dari asal pengertian dari dua kata tersebut. Akan tetapi dalam pengertian syar'i terkadang satu kata telah mengandung dua makna yang lain dan sebaliknya. Poin yang paling penting dalam hadis hadits ke-dua ini adalah penjelasan tentang Islam, Iman dan Ihsan serta wajibnya mengimani kekuasaan Allah swt.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Muhyiddin Mitsu, Musthafa Dieb Bugha,Dr. Al-Wafi Fisyarh Kitab Arba'in An- Nawawiyah, (Damaskus-Beirut: Daar Ibnu Katsir 1998),Cet. Kesepuluh.
  • Dhafir Muhil,Lc. Terjemah Al-Wafi (Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah),( Jakarta: Al-I'tisham, April 2009),Cet. Kesebelas
  • ·Imam Nawawi, Syarah Arba'in, 
  • Tanzil Ubay, Terjemah Syarah Hadits Arba'in, (Jakarta: khasanah Ilmu, Des.1996), Cet. Pertama.
  • Ibnu Daqiq Al-'Ied, Syarah al-Arba'in Hadits an_nawawiyah, Cet.Kedua Thn.1415 H.
  •  Thalib Muhammad, Terjemah Syarah Hadits Arba'in Imam Nawawi,( Yogyakarta: Media Hidayah, Okt.2001), Cet Pertama.

             



Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

Rabu, 28 Oktober 2009

Rahmat dan Azab


Rahmat dan Azab


Adalah sudah menjadi keyakinan setiap orang beriman bahwa meskipun rahmat dan azab bersumber dan berasal dari Allah SWT, dan hanya Dia Yang Maha Mengetahui kapan turunnya kepada seseorang atau pada suatu bangsa, namun kedua hal tersebut sesungguhnya diundang oleh perilaku manusia sendiri. Allah SWT adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mustahil berlaku zalim kepada manusia dan makhluk lainnya. Rahmat dan ampunan-Nya lebih luas dari azab dan murka-Nya. Allah SWT berfirman, ''... dan tidaklah Allah berlaku zalim kepada manusia, tetapi manusialah yang berlaku zalim pada dirinya.'' (Ar-Ruum: 9).

Keimanan dan ketakwaan yang diimplementasikan dalam kesalehan individual dan kesalehan sosial akan menjadi penyebab utama turunnya rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Sebaliknya, kekufuran, kemusyrikan, kemaksiatan, serta pendustaan kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia, akan menyebabkan turunnya azab dan malapetaka. Perhatikan Firman-Nya (Al-A'raaf: 96), ''Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.''

Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Mas'ud dan Ibn 'Assakir, Rasulullah SAW menyatakan bahwa sumber malapetaka dan azab itu ada tiga, yaitu takabur (sombong), hasad (iri dan dengki), dan tamak (rakus). Ketakaburan dan kesombongan menyebabkan seseorang atau suatu bangsa tidak akan pernah menyadari segala kekeliruan, kesalahan, dan kekurangan. Mereka tidak akan pernah mau mengambil pelajaran dan nasihat dari berbagai macam fenomena yang terjadi, baik fenomena sosial maupun alam. Hatinya telah tertutup oleh kekotoran dan keangkuhan. Karena itu, nasihat tidak akan pernah mau diterimanya.

Hasad atau iri akan menyebabkan kedengkian dan permusuhan kepada orang lain yang mendapatkan berbagai macam anugerah dari Allah SWT. Segala macam cara akan dipergunakan untuk menghambatnya. Sifat ini akan menyebabkan apriori terhadap orang lain yang memiliki berbagai macam kelebihan. Maka, akan muncullah dendam dan permusuhan yang relatif abadi.

Sedangkan rakus dan tamak akan menumbuhkan sikap egoistis, pragmatis, dan materialis. Jika sifat ini menimpa seseorang atau suatu bangsa, maka ia akan menjadi budak dari kehidupan dunia yang sifatnya sesaat, seperti materi, kedudukan, jabatan, dan kekuasaan. Semua cara akan dihalalkan untuk meraihnya.

Jika semua hal tersebut terjadi pada sebagian besar masyarakat dan bangsa kita, apalagi bila menghinggapi para pemimpin yang mendapatkan amanah jabatan publik, maka sama dengan mengundang turunnya azab Allah. Rahmat, karunia, dan keberkahan hidup akan semakin jauh dan semakin sulit untuk diraih dan dijangkau. Karena itu, mari kita tingkatkan kualitas perilaku kita semua ke arah yang lebih baik, lebih produktif, dan lebih amanah, agar yang turun rahmat dan pertolongan-Nya dan bukan azab dan kemurkaan-Nya. Wallahu a'lam.(KH Didin Hafidhuddin)


republika

Kala Cinta Meranggas Aqidah

Kala Cinta Meranggas Aqidah
Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.

Saat temaram rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya.
Cinta...
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan kakanda tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.

Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri.
Duhai belahan hati, entah dimana kakanda bersembunyi.
Ukhti sholehah yang dicintai Allah Ta'ala...
Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh harta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi halleluyah.

Cinta yang membara tak akan dapat menghapus ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman..." [Al Baqarah: 221]. Namun, ajaran junjungan Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi dalam cinta [Henry Martyn, missionaris, 1812 M].

Cinta akan membentuk sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa rahmah) karena kesamaan iman dan aqidah, dalam naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselaput halleluyah, karena cinta seperti itu akan meranggas aqidah. Pernikahan dengan keyakinan yang berbeda, tak akan melahirkan ketenteraman jiwa, karena ia adalah zina.

Dapatkah engkau menjawab saat anakmu bertanya, mengapa ayah selalu pergi setiap hari Minggu, sedangkan dirimu ruku' dan sujud? Bisakah engkau menjelaskan saat anak laki-lakimu bertanya, mengapa ayah tidak pergi sholat Jum'at padahal dirimu berbicara panjang lebar tentang kewajiban menunaikannya? Atau, mengapa ayah tidak mengucapkan bismillah tapi atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus? Juga, mengapa Tuhannya ayah ada 3 sedangkan dirimu selalu mengucapkan ahad... ahad... ahad?
Mampukah engkau menjelaskan semua itu dan banyak lagi kepada buah hatimu?

Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan murkanya Allah Subhanahu wa Ta'ala?

Saat jiwamu lelah bertanya dimanakah gerangan kekanda berada, kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.

As'alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika.
Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu.

Mohonkan juga kepada-Nya, agar Ia menguatkan niat dan azzam kepada lelaki yang belum menikah untuk segera menyempurnakan setengah agama, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya.
Duhai ukhti sholehah...
Sabar... dan bertahanlah. Kalaulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar... dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah.

Wallahua'lam bi showab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah

www.Kafemuslimah.com

HYMNE KOMPPAQ

HYMNE KOMPPAQ

Bersama dalam satu ikatan
Bersua demi satu tujuan
Melantuntkan ayat-ayat al-Qur'an
Menggema di seluruh alam
Hanya ridha ikhlas dan ketulusan
Sebagai bekal kekuatan
Menempuh waktu melintas zaman
Mengarungi segala rintangan
REFF:
Derap langkah dan perjuangan kami
dalam menunaikan tugas-tugas nan suci
sebagai khalifah yang sejati memakmurkan agama illahi
do'akanlah ibu restuilah kami mencari harapan masa depan
Mengemban amanah Illahi Rabbi
Bahagia selamanya
Marilah kawan kita bangun kekuatan Rapatkan barisan
Satukan persaudaraan bersama keluarga mahasiswa
Penghafal dan pengkaji al-Qur'an

MARS KOMPPAQ

MARS KOMPPAQ

Kami ini korps mahasiswa
Penghafal dan pengkaji al-Qur'an
Mengemban amanah Allah dan Rasul-nya
Kepada alam semesta
Siang malam kami setia
Tuk bertadarus dan muthala'ah
Demi menggapai cita-cita
Menjadi ulama yang sarjana
REFF:
al-Qur'an wahyu illahi
Sbagai rahmat seluruh alam
Tuk pedoman umat manusia
Bersama hidup nan islami
Kami semua warga KOMPPAQ
Bertekad jalin persaudaraan
Sbagai bukti pengamalan
Para hufadz yang berbakti